Rilis Laporan Anyar PBB Wanti-wanti Pemanasan Global

Jakarta, CNN Indonesia --

Panel iklim dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengingatkan soal pemanasan global yang hampir tak terkendali. Hal itu disampaikan dalam laporan yang dirilis pada pada Senin (9/8).

Dalam laporan dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC), ilmuwan menilai kondisi itu tak lepas dari kesalahan umat manusia. Upaya menekan gas rumah kaca saat ini juga dianggap tak mampu menghilangkan seluruh dampak dari aktivitas yang selama ini dilakukan.

Laporan itu menilai gelombang panas yang mematikan, badai raksasa, hingga cuaca ekstrem lain yang saat ini terjadi kemungkinan akan lebih parah.


Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menggambarkan laporan tersebut sebagai kode merah untuk umat manusia. Ia menilai laporan tersebut cukup untuk menghentikan penggunaan batu bara dan bahan bakar fosil lainnya sebelum menghancurkan bumi.

"Bunyi lonceng alarm memekakkan telinga," kata Guterres dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Reuters.

Laporan itu dirilis tiga bulan sebelum konferensi iklim utama PBB COP26 di Glasgow, Skotlandia digelar. Konferensi tersebut akan menekan negara-negara untuk menetapkan target aksi iklim yang lebih ambisius dan pendanaan yang dibutuhkan.

Laporan tersebut memberikan gambaran komprehensif mengenai dampak perubahan iklim terhadap alam dan apa yang kemungkinan terjadi dengan berdasarkan pada lebih dari 14 ribu studi ilmiah.

Laporan menyatakan emisi yang dihasilkan dari aktivitas umat manusia mendorong rata-rata suhu global 1,1 derajat Celcius lebih tinggi dari rata-rata era pra-industri.

Kenaikan suhu 1,1 derajat Celcius dinilai sudah cukup untuk menimbulkan bencana dari cuaca ekstrem yang mematikan seperti gelombang panas hingga hujan lebat. Bahkan, seseorang bisa meninggal saat berada di luar ruangan karena tidak tahan dengan gelombang.

Tanpa tindakan segera, cepat, dan besar untuk mengurangi emisi, suhu global berisiko melampaui ambang batas pemanasan 1,5 derajat Celcius dalam 20 tahun ke depan. Bahkan, suhu global bisa naik hingga 2 derajat Celcius pada 2060 dan kemungkinan 2,7 derajat Celcius pada akhir 2100.

Laporan itu juga menilai dunia sudah kehabisan waktu untuk menekan pemanasan global. Pengurangan emisi hanya mampu memperlambat laju perubahan iklim.

Jika dunia secara drastis mengurangi emisi dalam dekade berikutnya, rata-rata suhu masih berpotensi naik 1,5 derajat Celcis pada 2040 dan kemungkinan 1,6 derajat Celcius pada 2060, sebelum stabil.

Sejumlah pejabat negara angkat suara untuk merespons isi laporan tersebut.

Dilaporkan AFP, Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken mengungkapkan para pemimpin dunia, sektor swasta dan individu harus "bertindak bersama dengan urgensi dan melakukan segala yang diperlukan untuk melindungi planet kita".

Frans Timmermans, wakil kepala iklim Uni Eropa, mengungkapkan laporan setebal 3.500 halaman itu membuktikan "belum terlambat untuk membendung gelombang dan mencegah perubahan iklim yang tak terkendali".

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berharap laporan tersebut bisa menjadi peringatan bagi dunia.

"Saya berharap laporan IPCC hari ini akan menjadi peringatan bagi dunia untuk mengambil tindakan sekarang, sebelum kita bertemu di Glasgow pada November untuk KTT COP26 yang kritis," katanya.

Selanjutnya, mantan presiden Maladewa Mohamed Nasheed menilai laporan tersebut menegaskan bahwa negara-negara yang rentan terhadap iklim seperti negaranya berada "di ambang kepunahan".

(Reuters/sfr)

[Gambas:Video CNN]

Related Posts

0 Response to "Rilis Laporan Anyar PBB Wanti-wanti Pemanasan Global"

Post a Comment