5 Fakta soal Guinea yang Alami Kudeta

Jakarta, CNN Indonesia --

Guinea menjadi salah satu negara yang mengalami kudeta oleh militer pada hari Minggu (5/9). Mereka bertindak lantaran mengklaim pemerintahan sebelumnya tak becus mengurus negara.

Dalam kudeta itu, Presiden Guinea, Alpha Conde, ditangkap militer. Dalam video yang beredar di media sosial ia tampak lesu dan kusut.

Militer juga membubarkan konstitusi dan lembaga negara. Selain itu, mereka menutup jalur perbatasan negara baik darat maupun laut.


Guinea kerap mengalami gejolak berkepanjangan. Selain kisruh politik, negara ini juga mengalami masalah dalam kesejahteraan sebab, tergolong miskin meskipun memiliki kekayaan sumber daya alam.

Berikut fakta-fakta mengenai Guinea, negara yang mengalami kudeta militer.

1. Rezim Otoriter

Wilayah bekas jajahan Prancis ini, menjadi satu-satunya negara yang menggunakan bahasa Prancis di Benua Afrika. Pada tahun 1968 Guinea menolak komunitas Prancis-Afrika yang digagas Presiden Prancis, Charles de Gaulle.

Sebagai gantinya, Guinea mendapat kemerdekaan dan menerapkan sistem sosialis yang dipimpin Ahmed Sekou Toure selama seperempat abad. Ia dikenal sebagai sosok yang otoriter.

menurut organisasi hak asasi manusia, di bawah pemerintahan Toure, sekitar 50 ribu orang terbunuh dan hilang begitu saja.

Usai era Toure tumbang, pemerintahan Lansana Conte tak jauh berbeda dengan sebelumnya. Ia dilaporkan meninggal pada tahun 2008. Junta militer, di bawah kapten Moussa Dadis Camara kemudian mengambil alih kudeta tak berdarah itu.

Kemudian pada tanggal 28 September 2009, pasukan keamanan membantai 157 orang dalam demonstrasi di Conakry, yang memprotes partisipasi Camara dalam pemilihan presiden selanjutnya. Sementara itu, menurut sumber Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) sebanyak 109 perempuan diperkosa.

2. Transisi Demokrasi

Satu tahun usai peristiwa itu, pada 7 November 2010, andalan oposisi lama, Alpha Conde menjadi presiden pertama yang dipilih secara bebas dalam sejarah Guinea.

Conde lalu terpilih kembali pada tahun 2015 untuk melanjutkan masa jabatan keduanya menjadi presiden.

Di masa jabatannya yang ketiga pada Oktober 2020 lalu, Conde menangkap puluhan oposisi. Pemilu itu diwarnai kekerasan dan tuduhan pemalsuan dari oposisi.

Meski ada klaim kecurangan dalam pemilu, ia tetap dinyatakan sebagai pemenang mengalahkan saingan utamanya, Cellou Dalein Diallo pada 7 November.

Ia juga disebut menjatuhkan hukuman mati kepada mereka yang dipenjara.

Baca fakta-fakta lain soal Guinea di halaman selanjutnya...

5 Fakta Soal Guinea yang Alami Kudeta - Halaman 2 BACA HALAMAN BERIKUTNYA

Related Posts

0 Response to "5 Fakta soal Guinea yang Alami Kudeta"

Post a Comment