Kepala Pusat Kerukunan Umat Bergama Komentari Istilah Dukun di Belitung Begini Katanya
POSBELITUNG.CO, BELITUNG - Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Kementerian Agama RI Nifasri menyinggung istilah dukun di Belitung. Hal ini disampaikannya saat pengukuhan Pokja Perempuan Lintas Agama di Balai Pelatihan Aik Pelempang Jaya Tanjungpandan, Sabtu (2/10/2021).
"Di Bangka Belitung ini ada dukun ya pak? Dukun itu ternyata bagian dari lembaga keagamaan. Tapi kalau dukun di Jakarta itu lain pak," katanya, dalam sambutan dihadapan sejumlah pejabat dan pengurus Pokja Pelita.
Menurutnya, dukun di Belitung sebenarnya memiliki ilmu agama yang tinggi. Istilah dukun ini juga menjadi bagian tradisi dan adat masyarakat. Sehingga masyarakat maupun pejabat harus menghargai itu.
Akomodatif terhadap budaya lokal, kata dia, juga menjadi alat ukur moderasi beragama. Di samping juga komitmen kebangsaan, toleransi, dan anti kekerasan.
Selain di Belitung, di Sumatera Barat juga ada adat Sarak Basandi Kitabullah yang rujukannya agama dan kitab suci. Adat dan tradisi ini, menurutnya, tidak bertentangan dengan agama apapun, karena tujuannya untuk kebaikan bersama.
"Oleh sebab itu moderasi beragama menginginkan agar masyarakat akomodatif terhadap budayanya masing-masing," tegas dia.
Nifasri menuturkan, Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai etnis, suku, bahasa yang tidak ada tandingan selain Eropa dan India. .akanya keragaman itu harus dijadikan kekuatan dalam persatuan membangun bangsa bagi kesejahteraan.
"Agama itu sensitif dan belum bisa dipengaruhi terpaan dalam upaya mengacaukan Indonesia. Sampai saat ini umat beragama tetap bersatu dan kondusif, tidak ada permasalahan muncul dari isu keagamaan yang menyebabkan konflik. Kalaupun ada, bisa diselesaikan karena kita punya regulasi," ucapnya.
Bagi dia, ada tiga hal yang perlu ditanamkan dalam diri agar mencapai kerukunan, yakni toleransi, saling menghargai dan menghormati baik yang beragama, suku, dan etnis lain.
Nifasri menyebut, Belitung seperti miniatur Indonesia, karena semua agama ada dan aman sehingga layak menjadi contoh kabupaten lain di Indonesia.
"Kerukunan sifatnya dinamis, oleh sebab itu kita selalu berusaha masing-masing umat beragama bisa melaksanakan ibadah masing-masing, tapi juga konsisten dalam toleransi," katanya.(Posbelitung.co/Adelina Nurmalitasari)
0 Response to "Kepala Pusat Kerukunan Umat Bergama Komentari Istilah Dukun di Belitung Begini Katanya"
Post a Comment