Kisah Kerajinan Dandang Karangasem yang Terancam Punah Kesulitan Bahan Baku dari Jawa

TRIBUN-BALI.COM, KARANGASEM- Puluhan perajin dandang Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem terancam punah lantaran kesulitan bahan baku.

Kasmiun, seorang perajin dandang, menjelaskan, para perajin kesulitan bahan baku karena stok mulai menipis.

Pelat percetakan berkurang setiap bulan, dan mulai langka.

Baca juga: 3 Bulan Masa Pemulihan Gempa di Karangasem, Rapat Putuskan Status Tanggap Darurat Dicabut

Baca juga: Siswi SMP di Karangasem Jadi Korban Pelecehan, Diduga Pelaku Lebih dari Satu Orang

Kondisi ini terjadi dari tahun sebelumnya, saat pandemi Covid-19.

Mengingat pelat bekas percetakan menipis, perajin harus rela menembus pelat dengan harga mahal per lembar jika ada pasokan dari Bali atau luar Bali, seperti Pulau Jawa.

"Kalau kondisi tetap seperti ini, kemungkinan kerajinan dandang punah di Desa Bungaya Kangin. Sekarang kami kesulitan bahan baku untuk membuat dandang," kata Kasmiun ditemui di tempat kerjanya, Rabu (3/11).

Langkanya bahan baku pelat percetakan disebabkan beberapa faktor. Satu di antaranya, rata-rata pelat percetakan di Bali dikirim dari Jawa.

Sehingga perajin harus menunggu kiriman pelat dari Jawa.

Pengiriman pelat percetakan dari Jawa, kata dia, tidak menentu waktunya. Jumlah pengiriman juga sedikit.

Faktor lain yakni karena menurunnya jumlah koran yang dicetak.

Related Posts

0 Response to "Kisah Kerajinan Dandang Karangasem yang Terancam Punah Kesulitan Bahan Baku dari Jawa"

Post a Comment